Pada subuh esok harinya, usai melaksanakan kewajiban 5 waktunya, Amalia Rasyid bengong menatap langit-langit kamar Lee Jun Min.
Wanita berambut ikal ini baring di atas kasur super nyaman dan hangat itu, kedua tangan terlentang di kedua sisi tubuhnya.
Bibir kecilnya bergumam hal-hal tidak jelas dalam bisikan samar, sesekali diam, sesekali berceloteh pendek-pendek.
“Pergi, tidak, pergi, tidak....”
Isi pikiran Lia sangat terganggu dengan pesan dari Sebastian.
Apakah Zaflan benar sedang tertimpa masalah makanya selama ini tidak bisa menghubunginya?
Bagaimana kalau misalnya dia sedang sakit parah?
< ...Keluarganya sangat otoriter dan kaku. Hidupmu bisa menderita lahir-bathin... >
< Aku akan mencari tahu ada apa dengan lelaki itu sampai sulit untuk dihubungi saat ini. Ini tak seperti ……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.