“Tidak!” seru Casilda marah.
“Aku bilang iya!” bantah Arkan tidak kalah marah.
“Apa hakmu mengatakan itu, hah? Kamu adalah suami jahat!” maki Casilda dengan gigi digertakkan penuh kebencian dari sorot matanya.
“Aku tidak akan jahat jika kamu tidak menguji garis batasku terus, Gendut! Diam saja di situ!” desis Arkan geram, mencubit dagu sang istri dengan wajah bengis gelapnya.
Dokter Ken yang mendengar perdebatan mereka berdua yang sudah berlangsung hampir 10 menit, hanya bisa memuram pucat dengan bibir dirapatkan gugup.
“Pernikahan kami bukanlah pernikahan palsu seperti tuduhanmu barusan!” lanjut Arkan ke arah Ken yang kaget tiba-tiba dibentak olehnya.
Beberapa menit sebelum adu mulut seperti sekarang, Ken bertanya mengenai kejelasan pernikahan tersembunyi mereka berdua. Bagaimanapun, pernikahan tersebut tidak tercatat oleh negara. Jelas akan ada banyak kontroversi yang terjadi di dalamnya.
Walaupun ada bukti yang menunjukkan berlangsungnya proses sakral itu secara agama, tetap saja pernikahan rahasia keduanya sama saja tidak pernah ada di mata negara. Tidak ada buku nikah, tidak tercatat arsip negara, bukankah itu artinya tidak ada kekuatan hukum yang jelas? Sama saja tidak pernah ada pernikahan sama sekali. Status keduanya jelas masih terbilang sebagai seorang lajang di kartu identitas masing-masing.
“Lantas, bagaimana dengan Lisa? Aku rasa dia tidak akan bisa menerima kenyataan ini, bukan?” tanya Ken gugup sambil tersenyum kikuk, agak takut melihat reaksi Arkan saat ini.
Casilda segera memotongnya cepat, “jangan khawatir! Kami akan segera berpisah sebelum mereka berdua menikah, atau pun ada yang mengetahuinya sama sekali!”
“DIAM! KAPAN AKU BILANG KITA BERDUA AKAN BERCERAI, GENDUT? KAMU MIMPI!” bentak Arkan semakin marah, mencubit dagunya lagi dengan mata menyipit tajam.
Casilda tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, dia semakin bertekad!
“Apa yang dikatakan oleh dokter Ken benar adanya! Kamu egois, Arkan! Kalau tidak ada cinta dalam pernikahan kita, untuk apa bertahan? Aku sudah bilang kepadamu, kalau hanya ingin balas dendam, kamu masih bisa melakukannya tanpa perlu menyakiti Lisa dengan cara seperti ini! Semua hutang-hutangku juga akan aku lunasi sampai aku mati lelah karena bekerja! Apa itu belum cukup untukmu? Kamu hanya menempatkan kita semua dalam masalah! Kamu tidak punya alasan yang cukup untuk mempertahankan pernikahan bodoh ini!”
Pernikahan bodoh?
Wajah Arkan memuram kelam sangat jelek. Ketampanannya yang menggoda masih saja bertahan meski sudah terlihat seperti iblis yang menakutkan dari neraka.
Di saat Ken meminta kejelasan mengenai status pernikahannya dengan Arkan, Casilda juga mengambil kesempatan itu untuk menjelaskan dengan singkat alasan kenapa mereka berakhir seperti sekarang. Tidak lain dan tidak bukan karena dendam masa lalu sang aktor kepadanya gara-gara cintanya ditolak.
Dengan suara lirih dan rendah penuh ancaman, Arkan menyipitkan mata dingin dan gelapnya tepat di depan wajah sang istri. Dagu Casilda dicubit lebih keras.
“Siapa bilang pernikahan kita tidak ada cinta? Aku sudah memberimu kesempatan untuk membuatku jatuh cinta. Apa semua kata-kataku kepadamu selama ini hanya omong kosong belaka?”
Napas Casilda tertahan kuat, pupilnya mengecil syok. “Aku tidak percaya! Kamu hanya ingin bermain-main agar bisa membuatku sakit hati, kan? Kamu tidak serius dengan ucapanmu saat itu! Kamu hanya marah! Tidak mau dikalah! Kamu benar-benar egois dan bodoh!”
Arkan menghempaskan cubitannya di dagu Casilda, mendengus geli usai mendengar ucapannya barusan.
“Lihatlah, kamu cemburu seperti kucing kecil begitu. Sungguh menggemaskan,” ejeknya nakal dengan senyum licik miliknya.
Casida tertegun linglung. Syok dan sangat terpukul dengan reaksinya yang tidak terduga!
“A-apa maksudmu? Aku tidak cemburu! Siapa yang kamu sebut sebagai kucing kecil, hah?! Cepat minta maaf!”
Mata Arkan mendatar malas, tersenyum mengejek sangat jelas, “kalau begitu, kucing gendut?”
“Arkan!” bentak Casilda lebih keras, mata melotot kesal.
Dokter Ken yang melihat keduanya tiba-tiba bertengkar manja, seketika bungkam dengan wajah lesu penuh pengertian. Hatinya mencelos tidak berdaya.
Walaupun tidak bisa memahami jelas hubungan aneh keduanya, tapi mungkin saja kedua orang itu benar-benar saling mencintai tanpa mereka sadari satu sama lain. Hanya saja, dengan sifat keras kepala keduanya, membuat semuanya menjadi sangat berantakan dan kacau.
“Ya, sudahlah. Mau seperti apa pun pernikahan kalian berdua, yang terpenting jangan sampai kalian ketahuan oleh publik. Apalagi oleh keluarga Altezza. Arkan, kamu tahu keluarga wanita itu seperti apa, kan? Lisa juga pasti akan balas dendam dengan semua kecurangan yang kamu lakukan kepadanya. Casilda jelas akan menjadi sasaran pelampiasan alih-alih dirimu.”
Arkan terdiam dengan mata saling tatap dengan dokter Ken.
“Aku tanya, apakah kamu yang memberi pelajaran kepada model wanita itu sampai dia berakhir di rumah sakit? Nomor telepon, alamat rumah, dan beberapa hal pribadinya bocor ke internet dan menjadi sasaran kemarahan semua orang hingga tertekan dan hampir mati karena bunuh diri, apa kamu yang melakukannya?” lanjut Ken lagi.
Kening Arkan mengerut dalam.
“Aku belum sempat melakukan hal buruk kepadanya selain memblokirnya di dunia hiburan. Kamu menuduhku melakukan tindakan kriminal? Itu salah dia sendiri sejak awal, bukan? Dia yang mencari masalah dan menyinggung banyak orang.”
Ken tersenyum kecut. “Ternyata benar.”
“Benar apanya?”
“Kamu masih tidak mengerti? Jika semua itu bukan kamu yang melakukannya, bukankah semuanya sudah jelas?”
Arkan tiba-tiba terdiam dengan wajah menggelap muram. Auranya terasa sangat buruk dan menekan udara di sekitar.
Casilda yang mendengarkan percakapan serius itu melirik diam-diam pria yang duduk di tepi ranjang pasien. Apa maksud percakapan mereka berdua? Apanya yang sudah jelas?
“Segeralah hentikan semua ini. Jangan sampai Lisa mengetahuinya dan membuat hal yang jauh lebih mengerikan lagi. Kamu punya kekuatan apa melawannya, Arkan? Bukankah kamu tidak rukun dengan ayahmu?
Dalam hal ini, jika keluargamu sendiri mengetahui pernikahan rahasiamu yang terbilang sangat ceroboh dan tergesa-gesa, kamu pikir Casilda akan diterima dengan mudah sebagai seorang menantu?
Jika kamu berniat balas dendam dan membuat hidupnya sangat menderita, umumkan saja pernikahan kalian sekarang juga kepada dunia. Tidak perlu menyiksanya seperti sekarang dengan banyak hal yang kamu berikan kepadanya. Kalau kamu sampai jatuh cinta kembali kepadanya, yang paling repot dan menderita saat itu adalah kamu sendiri.”
Arkan tidak mengatakan apa pun ketika mendengarkan penjelasan lembut Ken kepadanya, bulu mata merendah lembut menatap lantai di bawahnya dengan kening mengerut tak suka.
Di sisinya, Casilda juga mengerutkan kening, mencoba memahami ucapan Ken barusan.
Wanita berpakaian rumah sakit tersebut tidak pernah berharap diterima oleh keluarga Arkan. Tidak ada sedikit pun pikiran untuk bertemu anggota keluarga dari pihak suaminya setelah mereka menikah.
Jika Arkan memang mencintainya, dia tidak akan menyembunyikannya seperti sekarang, bukan? Saat mereka menikah dulu, tidak ada satu pun anggota keluarga Arkan yang hadir saat itu. Bukankah sudah jelas maksud Arkan kepadanya? Dia tidak berniat menjadikannya sebagai wanitanya secara resmi sejak awal.
Selain itu, Casilda tidak ada niat dan rencana untuk masuk ke dalam keluarga Yamazaki dalam status apa pun. Malah sebaliknya, dia sangat serius ingin berpisah dari Arkan. Menjauh sejauh mungkin, dan tidak bertemu lagi untuk selamanya. Siapa yang rela menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain? Menjijikkan!
Sang aktor tiba-tiba meraih tangan Casilda, menggenggamnya erat hingga sang istri terkejut tak percaya menatapnya.
“Aku tidak butuh restu dari siapa pun. Paham? Casilda adalah milikku, aku yang akan menentukan nasib kami berdua,” jelas Arkan dengan sangat keras kepala dan egois. Sorot matanya yang gelap mengeras dengan tekad yang kuat di sana.
Ken yang melihat keseriusannya, seketika terdiam dalam keterkejutan hebat.
Masalah pernikahan rahasia kedua orang itu, tampaknya benar-benar tidak sesederhana seperti yang telah dijelaskan oleh Casilda beberapa saat lalu.
Jika Arkan balas dendam seperti ini gara-gara patah hati, bukankah itu menunjukkan kalau dia sebenarnya belum bisa melupakan Casilda? Adegan ciuman panas sebelumnya, jangan-jangan bukanlah sekedar nafsunya semata?
Ken tiba-tiba sedikit lebih banyak memahami tindakan tidak masuk akal Arkan yang telah menikahi Casilda secara diam-diam.
Pria itu ternyata sangat sentimentil dan berperasaan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang telah ditunjukkannya sebagai seorang superstar playboy selama ini.
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.