Cahaya terang menyilaukan kelopak mata Ela yang sedang terpejam. Membuatnya terbangun dari tidur pulasnya
Tok tok tok
Suara ketokan dari pintu kamar Ela. Membuat Ela yang memang sudah terbangun dari tidurnya berjalan kearah pintu kamarnya. Bunyi ketokan terdengar lagi untuk yang ke dua kalinya
"Iya iya sabar," dumal Ela
Ela membukakan pintu kamarnya dengan pelan dan was-was
Degh
Ela menatap seorang wanita di depannya dengan wajah datar tak ber-ekspresi
"Ada apa," tanya Ela dingin. Sungguh melihat mamah nya saat ini membuat mood paginya benar benar hancur. Sangat malas melihat wanita di depannya ini
Tiba-tiba Valen mamah Ela. Menyodorkan tangannya tegas. Seolah meminta sesuatu membuat Ela yang tidak mengerti mengernyitkan dahinya bingung
"Hutang pembiayaan rumah sakit." Terdengar tegas membuat Ela sedikit takut tapi dia tetap berusaha untuk tidak takut. Ela memutar otaknya dengan kejadian beberapa waktu lalu dan mengerti biaya apa yang dimaksud mamahnya itu
"Saya belum punya uang yang banyak, untuk saat ini. Beri saya waktu sehari dan saya akan memberikan uangnya," setelah mengatakan itu Ela menutup pintunya. Terdengar keras suara Valen yang berteriak "Anak kurang ajar!" Membuat Ela yang mendengarnya tersenyum sinis
"Hah! Apa katanya? Anak?!" Gumam Ela dan menuju kamar mandinya untuk dibersiap siap kesekolah
30 menit berlalu
Ternyata Ela cukup lama menghabiskan waktu dikamar mandi, dirinya cukup tidak sadar saat merendamkan dirinya di bath up dan menetralkan pikirannya
Selesai siap-siap sekolah
Ela turun kebawah melihat sekilas mamahnya yang sedang membaca majalah. Tanpa pamit ataupun salam Ela berjalan begitu saja bukannya Ela tidak tau sopan santun hanya saja Ela slalu ditolak dan mamahnya pun membiarkannya. Ela berjalan ke pintu utama yang sangat besar itu. membuka dengan tangan kanannya dan menutupnya kembali. Setelah berada dihalaman luar Ela sekilas melihat mobil Ayah nya memasuki pekarangan tanda bahwa dodi telah pulang dari luar kota yang menyita waktu untuk pekerjaannya. Tanpa menghiraukan ayahnya Ela kembali berjalan santai berusaha memperbaiki mood nya yang hancur karna mamahnya tadi. Dodi ayah Ela keluar dari mobil nya membuat Ela yang ingin menuju Gerbang rumah nya harus melewati Ayahnya dulu
Beberapa langkah lagi Ela akan berpapasan dengan ayahnya. Hati nya sedikit bergemuruh mengingat kejadian tak enak terakhir kali saat bersama ayahnya. Ela sudah menduga ayahnya akan menghina nya karna penyakit depresi Ela yang beberapa hari lalu menyerang dirinya kembali
1
2
3
4
-batin Ela mengitung langkah kakinya yang akan berpapasan oleh ayahnya
Dan 5!
Ela dan Dodi ayah Ela sama-sama berpapasan tanpa ada satu kata patah yang dikeluarkan dari satu sama lain. Membuat Ela yang awalnya merasa gemetar, bernafas lega
"Tunggu, kamu mau berangkat sekolah" suara dingin ayah Ela tiba-tiba terdengar membuat Ela yang ingin keluar gerbang spontan berhenti dan berbalik ke arah ayah nya berada
"Anda tanya saya?"
"Anda? saya ayah kamu Ela sopan sekali ucapan mu,"
"Maaf, tapi dengan membawa saya kembali lagi ketempat itu membuat saya lupa siapa orang tua saya,"setelah mengucapkan kata itu Ela pergi meninggalkan ayahnya dengan hati yang sakit
"Maafin Ela ayah..." gumam Ela dan pergi jalan menuju halte
Sampai di depan halte Ela duduk di bangku yang tersedia menunggu bis gilirannya yang menuju ke sekolah. Sedikit mengingat kejadia tadi pagi dengan mamah nya Ela memikirkan cara bagaimana Ela dapat mendapatkan uang dengan jangka satu hari
"RESTORAN!" Teriak Ela spontan membuat beberapa orang yang berada di sekitar nya mengernyit bingung menatap Ela. Sedangkan Ela yang merasa dilihatin langsung memplototi satu persatu orang itu
Ela tersenyum penuh arti sudah lama dia tidak mengunjungi Restoran nya. Dan mengunjungi Oma juga bude Ela yang mengurus Cafe DN&A nya
Beberapa menit dari itu bus pun datang membuat seluruh siswa dan siswi yang menggunakan seragam yang sama memasuki bus itu hingga penuh. Kali ini Ela mendapatkan tempat duduk didekat jendela dengan mood yang mulai membaik Ela melihat keluar jendela. Memutar sedikit masa lalu nya dan tersenyum meski sakit mengingatnya ada kalanya mengingat masa lalunya justru membuatnya sedikit senang hanya sedikit
"Lo ngapain senyum-senyum," tiba-tiba suara berat dan sedikit khas terdengar di telinga Ela. Membuat Ela sedikit kaget dan langsung menoleh dengan orang di sebelahnya. Dan melebarkan mata bulatnya kaget mengetahui orang itu adalah orang yang sama dengan kemarin iya. Cowo yang sempat membuatnya genit beberapa menit kemarin
"Ewh" erang Ela mengingat kejadian tak tau malunya kemarin
"Woi budek ya lo ditanya juga" lagi-lagi cowo itu bersuara tepat di telinga Ela membuat Ela menutup telinga dengan kedua tangannya dan memplototi cowo itu tepat di depan mukanya
"Wetset!"cowo itu menjauhkan muka Ela yang baginya terlalu deket
"Ish. Lo apa apaan sih rese!" Kesal Ela
"Nama gue Rial" ucap cowo yang bernama Rial itu membuat Ela menengok ke arah Rial
"What? Rial. Sial kali nama lo cuman diplesetin aja biar keren padahal gak sama sekali haha!" Ceplos Ela membuat Rial menatap aneh Ela disebelahnya
"Iya suka-suka elo!"
Setelah itu hening membuat suasana awkward didalam bus tempatnya di bangku Ela dan Rial
Bus akhirnya sampai di halte sekolah Ela membuat siswa dan siswi yang berada di dalam nya keluar dari bus termasuk Ela
Tidak disadari ternyata Ela ketiduran membuat Rial yang duduk disebelahnya mau tak mau menbangunkan Ela
"Woi! Woi aneh bangun udah sampe!" Ucap Rial dan menggoyangkan lengan Ela
"Ish! Kasar banget si lo sial sakit nih lengan gue! Seharusnya lo gendong gue ampe dalem kelas biar kaya di sinetron" ucap Ela setengah sadar membuat Rial yang melihatnya kesal
Supir bus pun ikut membangunkan Ela karna semua penumpang sudah turun dan tersisa Rial dan Ela dengan membawa satu botol air mineral supir bus itu menciprat-cipratkan air tersebut tepat di wajah Ela
"Ish apaan sih SIAL!" Teriak Ela spontan karna kaget tidak sadar bahwa yang diteriaki oleh Ela bukan Rial melainkan supir bus itu
Rial yang berada dibelakang supir bus itu pun terkekeh melihat wajah malu Ela yang langsung meminta maaf karna ketidaksopanan nya
"Mangkanya Neng kalo masih ngantuk jangan naek bus untung si abang ini mau bangunin kalo gak ada yang mau bangunin udah gak sadar kali saya kalo masih ada penumpang" nasihat Supir bus itu membuat Ela tak enak hati
"Iya-iya pak maaf ya" setelah mengatakan maaf Ela langsung menarik tangan Rial keluar Bus
Setelah keluar dari bus Ela langsung melepaskan tangannya dari lengan Rial dan berlari kecil masuk ke gerbang sekolah meninggalkan Rial di belakang yang hanya memandang aneh Ela untuk yang ke dua kalinya
Ela berjalan santai di koridor menghiraukan tatapan aneh beberapa orang disana. Meski bingung mengapa mereka memandang Ela dengan tatapan aneh, Ela tetap tidak perduli
Sesampainya di kelas Ela duduk di mejanya sendirian lagi-lagi Ela dibingungkan dengan tatapan orang kelasnya yang memandangnya jijik. Karna kesal Ela dipandang aneh Ela memberanikan diri untuk melawan tatapan itu
"BIASA AJA DONG MBAK NGELIATIN SAYA NYA!"sewot Ela pada salah satu teman sekelasnya yang sedari tadi melihat Ela dari atas sampai bawah berulang kali. Tidak ada jawaban sama sekali dari Gina orang yang dari tadi melihat tak suka Ela. Melainkan Gina melengos dan kembali dengan aktivitasnya
"Dih gak jelas"Ela bersuara dan keluar kelas mencari angin segar
Ela duduk ditaman belakang dimana tempat dia dan Axsa bertemu dan berantem di tempat ini. Semenjak dirinya pulang dari rumah sakit Ela sudah lama tidak melihat Axsa hampir 3 hari Ela tidak melihat cowo yang berhasil membuatnya kembali hidup itu yah Axsa cowo super duper yang punya banyak cara buat diri nya tersenyum
Ela kembali mengingat dimana awal pertemuan nya dengan Axsa. Cukup lucu dan aneh tentunya berawal dari berantem sampai akhirnya menetahui tentang dirinya. Axsa bener bener gak bisa ditebak oleh Ela tapi Axsa dapat menebak Ela itulah yang membuat Ela sempat jatuh dengan Lelaki itu. Ela sangat ingat dimana Axsa mengatakan akan menggantikan posisi Riel lelaki ke dua yang akan menjaga Ela dan Ela sayangi
Membayangkan itu membuat Ela senyum-senyum sendiri perut nya bahkan sedikit tergelitik Ela bingung Apa iya Ela telah jatuh dalam pesona Axsa
"Kaya nya udah lama banget gue gak liat senyum itu" suara seseorang membuyarkan lamunan Ela
Ela menolehkan pala nya mencari asal suara yang tepat ada di belakangnya. Ela tersenyum disana ada Eca kembarannya yang jarang ditemuinya dirumah maupun disekolah Ela juga bingung padahal Ela satu atap dengan Eca tapi mengapa rasanya jarang bertemu dengan nya. Mungkin karna Ela lebih mengurung diri karna kecelakan dan juga kepergian Widya membuat Ela seolah malas bertemu dengan orang dirumahnya
"Apa selama itu gue gak pernah senyum, sampe lo bilang gitu" jawab Ela dan kembali menatap lurus kedepan
"Mungkin, karna yang gue tau hidup lo itu cuman tentang nangis," Eca duduk di sebelah Ela dan menatap remeh Ela
"Lo sadar gak sih lo itu kaya gak guna gitu. Ehem sorry, tapi ya emang bener kan" Ucap Eca berusaha menyulut emosi Ela
"Lo sama sekali gak berubah. Padahal elo udah gue timpuk pake benda yang bisa buat lo pingsan emang yah lo itu lemah" ucap Ela berusaha mengingat kejadian dimana Ela tidak sengaja melemparkan botol bedak jumbo tepat di pala Eca
"Hahaha gue lupa Elo kan gila ups,"
"Jaga ya mulut lo!" Ucap Ela dingin dan pergi dari taman itu tidak baik meladenkan Eca yang ada malah bikin mood Ela hancur
"Dasar cupu. Mangkanya baca berita mading biar tau kenapa gue bilang elo gila!"teriak Eca keras dan terdengar oleh Ela. Buru buru Ela lari menuju mading memastikan ucapan Eca yang menyebut- nyebut mading
Sesampai nya dimading Ela tidak bisa melihat apa-apa karna penuh oleh murid yang juga ingin melihat kabar lewat mading
"Misi dong" suara Ela mampu membuat orang yang berada dimading melihat kearahnya dan langsung memberi jalan. Baru saja Ela melangkah dan ingin melihat langsung ke depan mading tangan Ela ditarik oleh seseorang membuat Ela mau tak mau tertarik dan membentur d**a bidang itu
"Lo apa apaan sih sa!"dumal Ela dan menggosok pelan kening nya yang menabrak d**a Axsa orang yang menarik tangannya
"Lo ngapain sih kesini aturan lo dikelas aja belajar biar pinter!"
"Lah, suka-suka gue emangnya ini sekolahan nenek moyang lo"
"Udahlah awas gue mau baca berita hari ini dimading"ucap Ela keras kepala
Baru aja Ela membaca tulisan yang diawali dengan BERITA NEWS Ela merasakan matanya ditutup oleh Axsa
"Ish apaan sih Axsa lepasi gak tangan lo!"
Seakan melayang Ela merasakan dirinya terangkat oleh seseorang dan itu adalah Axsa. Di susul dengan suara sorakan beberapa orang yang berada disana
"AXSA!! LEPASIN g****k ENTAR JATOH!"teriak Ela kesal saat dirinya di gendong seperti karung oleh Axsa. Membuat Ela berontak dan memukul belakang Axsa. Sedangkan Axsa menulikan telinganya dan menahan pukulan Ela yang sama sekali tidak ada rasa, Sekilas Ela melihat si Rial Berjalan melewatinya dan berusaha meminta tolong dengan cowo itu
"WOII SIAL TOLONGIN GUE!!"Teriak Ela berhasil membuat Rial nengok keasal suara yang membuatnya kenal dengan panggilan dan suara khas itu
"Ela?"bingung Rial dan menarik Axsa yang tadi menggendong Ela
"Lo ngapain gendong Ela kaya gitu lo pikir Ela beras,"suara Rial dingin dan memang begitu
"Elo siapa gue gak ada urusan sama Elo"balas Axsa tak kalah dingin. Ela yang merasa akan ada perperangan pun mengambil kesempatan untuk kembali ke mading dan membacanya
Ela kembali berjalan kecil kearah mading yang belum terlalu jauh darinya dan membaca dengan teliti tulisan di depannya
BERITA NEWS!
ADELIA VICTORIA CEWE CANTIK. TENGIL, BAD GIRL YANG DI SUKAI BANYAK COWO SEKOLAH TERNYATA PERNAH MASUK KE RUMAH SAKIT JIWA GAIS. Jadi ini alesan Si cantik ini gak sekolah ternyata dia gila wah ngeriii yah!
Dan dibawah tulisan itu ada foto Ela dimana dirinya dimasukkan kedalam mobil pengantar ke rumah sakit jiwa pada saat itu. Ela benar-benar tidak menyangka siapa yang tega melakukan ini semua
Hancur..!
Rasanya hati Ela benar benar hancur melihat artikel yang seakan dengan bangga menyebarkan berita tentang dirinya. Ela menahan air matanya yang ingin keluar dengan amarah yang menggebu Ela menarik tulisan dikertas itu merobek nya didepan semua orang yang telah membaca
Ela melihat Dina Rara juga Rial yang menatap kasihan Ela sungguh Ela benci tatapan kasihan itu
"Puas?! Puas kalian semua Hah! KENAPA KALIAN JIJIK SAMA GUE?! kalian semua... GUE GAK BUTUH KALIAN!!" Ucap Ela dengan wajah yang bercucuran keringat
"Sekarang kalian mau apa kalian mau bilang gue GILA?! ayo silakhan kalian bilang kata itu SIAPA YANG MAU BILANG GUE GILA SILAKHAN! SINI DEPAN MUKA GUE!" diam semua yang berada disitu dia termasuk sahabatnya yang seakan lemah melihat Ela dalam keadaan begini
"Gila! Cih!" Seseorang mengatakan itu enteng membuat siswa dan siswi yang berada disitu langsung melihat ke asal suara dan disitu ada Eca
"Kenapa? Kok diem kan lo Emang Gila Adel!"ucap Eca dan menekankan semua kata katanya
Diam seolah semua orang mematung. Sedangkan Ela mengepalkan tangannya dadanya bergemuruh
"b*****t!" Teriak Ela dan menghampiri Eca
Plak
Satu tamparan melucur mulus dipipi Eca membuat Eca meringis kesakitan. Sedangkan semua yang berada disitu justru terkejut. Sama sekali tidak berani membantu Eca atau diri mereka yang akan kena imbas nya
"Berani beraninya Lo!"
Plak
Eca membalas tamparan Ela tidak kalah keras tapi tidak mampu membuat Ela sakit karna sudah biasa oleh tamparan Valen sehingga tamparan Eca membuat nya benar-benar tidak merasakan apapun
Melihat reaksi Ela yang santai dengan tamparannya membuat Eca kesal sehingga tangan Eca menarik keras rambut Ela. Ela yang terkejut refleks menendang perut Eca yang langsung tersungkur kelantai
"ECA!"semua orang berteriak histeris termasuk Rara dan Dina sedangkan Rial yang melihat itu langsung menarik Ela
Eca berusaha bangun tapi rasanya begitu sakit sampai akhirnya Darah segar keluar dari hidung nya
Ela yang melihat Eca mengeluarkan darah langsung menghampiri Eca khawatir tapi suara gadis lain membuat langkahnya berhenti
"Pembunuh berhenti jangan mendekat!"suara Eca terdengar lemah
Mendengar ucapan Eca membuat Ela benar-benar tidak tahan Ela langsung melepaskan tangannya dari Rial dan lari meninggal kan semua orang yang berada disana. Tidak perdulu dengan tatapan jijik orang orang yang melihatnya sedangkan Rara dan Dina langsung mengejar Ela yang pergi begitu saja
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.