back to school

alone 1403 words 2020-02-28 12:08:52

Saat ini adalah hari dimana Ela kembali kesekolahnya. Menjalani keharusannya sebagai murid sekolah pada umumnya, namun hari ini Ela merasakan ada yang berbeda tentunya Ela harus kembali duduk sendiri tanpa kehadiran Widya sahabatnya


Ela memasukkan kelasnya dengan hati yang cukup senang karna dia dapat bernapas segar tanpa harus berlama-lama di kediaman keluarga Alexander. Dengan ketidak hadirannya Doni di rumah tadi membuat Ela tak harus di introgasi. Karna Ela percaya pasti ayahnya hanya tau dirinya baru keluar dari rumah sakit jiwa bukan rumah sakit. Ela percaya pasti ayahnya tidak tau kalau Ela sebelumnya mengalami kecelakan, Valen tidak akan membiarkan Doni tau karna sebenernya Ayah Ela masih mempunyai rasa empati kepada Ela. Tak seperti Valen yang bahkan menginginkan anaknya mati


"Udah lama banget rasanya," ucap Ela sambil memperhatikan kelas nya yang sudah hampir seminggu tak didatangi nya


Tak lama kemudian Rara dan Dina datang membuat Ela yang sedang bermain HP mendongak melihat kedua sahabatnya, yang menampilkan senyum senang karna kembali melihat Ela bersekolah


"Akhirnya lo sekolah juga la gila gak ada lo kita berdua slalu di introgasi, iyakan Din?"


"Haha, lebay ah elu"


Tet tet


Bel sekolah pun berbunyi membuat seluruh siswa dan siswi berlarian ke dalam kelas


"Eh, Itu bel sekolah ngapa bunyinya gitu?" Pertanyaan tak penting tiba-tiba terlontar saja dari mulut Ela membuat Dina hampir tertawa keras


"Yaiyalah, masa tahun doang yang baru bel sekolah juga harus baru lah, termasuk do'i" jawab Rara tak perduli dengan pertanyaan tak penting Ela. Yang berhasil mendapat toyoran dari Dina, sedangkan Ela hanya ber-oh ria. Dina tiba tiba teringat sesuatu, belum saja dia mengucapkan nya Ke Ela namun mulutnya kembali tertutup karna Rara mengajaknya berbicara


Tidak lama kemudian datang salah satu guru yang memang mengajar di jam pertama, membuat kelas yang tadi sedikit riuh menjadi hening dan memberi salam kepada guru tersebut. Belum sempat pelajaran dimulai tiba-tiba Ela mendapatkan panggilan alam yang membuatnya tidak tahan untuk menahannya


"Bu saya izin ke toilet ya, udah gak kuat" izin Ela yang langsung ngacir. Sedangkan temannya dan guru Sejarah tersebut hanya bisa geleng-geleng memaklumkan kelakuan Ela yang sudah biasa dilakukan


Ela tidak berbohong dia memang pergi ketoilet untuk melunaskan semuanya. Tapi setelah dia ingin kembali kekelas, dirinya seakan lupa jalan menuju kelasnya melainkan Ela melangkahkan kakinya ke kantin


"Ah bodo amat lah. Pelajaran sejarah bikin gue ngantuk"ucap Ela dan mengambil satu Roti di salah satu penjual kantin dan memberikan uang lima rebuan ke penjual


"Makasih neng"


"Sama-sama"


Ela mengedarkan pandangannya untuk mencari kursi yang dapat di dudukinya dengan nyaman, setelah mendapatkan tempat duduk yang enak. Ela pun duduk di kursi tersebut dan menikmati Roti yang baru saja dia beli


"1 jam lagi, deh gw balik ke kelas bilang aja mencret" ucap Ela yang melihat arjoli di tangannya. Sambil mengunyah roti dan memainkan Hp di tangannya




"Gue masih gak percaya kalo lo juga mencari, si pembunuh Alen" selidik Widya yang mendatangi kantor Gabriel. Sedangkan Gabriel sendiri berhasil menutup semua Akses Valen untuk menemuinya


"Kenapa lo begitu tidak percaya?"


"Karna lo orang pertama yang ngejahatin dan nuduh Adel saat itu" ucap Widya tegas


"Iya memang itu bener karna semua bukti mengarah ke adek gue Adel, gue pada saat itu masih labil wid. Gue gak tau apa-apa tapi Alen malah ninggalin gue begitu cepat"


"Gue harap lo gak berbohong Gab" setelah mendengarkan penjelasan itu, Widya melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Gabriel,


"Tunggu Wid" panggil Gabriel membuat Ela memberhentikan langkahnya. Gabriel bangun dari duduknya dan menghampiri Widya


"Apa bisa kita kayak dulu?" Tanya Gabriel memegang tangan Widya lembut, membuat hati Widya sedikit menghangat tapi tak dipungkiri kejadian yang membuat nya sakit hati kembali teringat. Disaat melihat sosok Gabriel


Widya melepaskan tangannya dari genggaman Gabriel
"Im sorry, gue gak akan bisa ngulang perasaan gue. Dan memberi kesempatan kedua untuk orang yang udah menyakiti orang yang gue sayang" setelah itu Widya pergi dan melewati Gabriel yang mematung akan perkataan Widya


"Seharusnya lo gak usah kembali lagi dari hidup gue WIDYA!"




"Ela!" Panggil seseorang membuat gadis yang bernama Ela menoleh dan tersenyum kecil ke gadis yang barusan memanggilnya


"Apa kabar? Udah lama banget gue gak liat lo. Hehe,"


"Gue mah baik-baik aja tasya?. Lo sendiri gimana" tanya Ela balik


"Oh bagus deh. Kalo lo baik baik aja, soalnya gue sempet denger lo kecelakan sih" ucap tasya tak menjawab pertanyaan Ela yang menanyakan kabarnya


"Oh. Hehe itu" Jawab Ela canggung


"Hem yauda deh bay Ela. Gue pulang duluan ya, dadah!" Pamit tasya lalu menuju mobil yang menjeputnya. Ela melambaikan tangannya, lalu kembali berjalan keluar gerbang. Ela hari ini tidak membawa motor atau pun mobilnya karna dia tidak sempat mengambil kunci motor atau mobilnya diruang tamu dimana beradanya Valen disana tadi pagi


Ela menunggu bus. Di halte dekat sekolahnya dan ada beberapa siswa atau siswi yang satu sekolah dengannya yang sama menunggu bus sepertinya. Ela memicingkan matanya saat melihat salah satu rombongan cowo yang Ela rasa anak berandalan dari sekolah yang tak terlalu Ela tau. Dengan masih memicingkan matanya Ela kaget dan benar itu Raka. Adiknya, lalu Ela berpikir untuk apa Raka satu geng dengan anak berandal itu


Ela menghampiri, Raka awalnya dia tidak peduli tapi melihat rombongan itu tampak membawa alat bersenjata meskipun hanya satu orang yang terlihat membawa senjata tajam Ela tetap saja khawatir pada adiknya itu
"RAKA!"Panggil Ela berhasil membuat seluruh orang yang berada dihalte melihatnya. Termasuk rombongan cowo berandal tadi


Ela menghampiri Raka yang juga kaget atas kehadiran kakaknya Ela
"Loh, kak ngapain disini?"ucapnya bingung. Sedangkan Ela hanya mengerutkan dahinya


"Kakak. Yang harusnya nanya sama elo, kenapa lo bisa satu geng ama berandal ini!" Bentak Ela refleks tak menyangka adiknya berteman oleh berandal


"Wet! Selaw dong jangan asal tuduh kita berandal!" Ucap tak suka salah satu dari berandal itu


Raka yang melihat itu segera menarik tangan Ela. Menjauh dari rombongannya
"Kak, aku udah gede kakak gak bisa larang-larang aku,lagi pula kita c*m--"ucapan Raka terpotong


"Oke. Kakak gak akan larang kamu" setelah mengatakan itu Ela pergi. Sedangkan Raka yang melihat kepergian Ela hanya bisa mengacak rambutnya kesal, dan kembali ke rombongan nya lalu pergi dari halte dan membatalkan rencana bersama temannya


Ela berjalan dongkol ke arah bus yang berhenti di depannya melihat Raka kembali mengecewakannya sungguh kesal sekali. Saat memasukkan bus ternyata benar benar tak ada tempat duduk yang tersisa untuknya. Terpaksa Ela harus merelakan kakinya menahan pegal sampai ada penumpang yang turun atau bahkan sampai komplek Ela. Tingkat kesal Ela bertambah saat kakinya tak tahan lagi berdiri dengan tingkat jalan bus yang bisa dibilang lambat membuatnya harus sabar sampai dikomplek nya. Sedangkan cowo yang sedari tadi melihat Ela hanya bisa mendengus kesal melihat wajah menyebalkan Ela didepannya membuatnya tak tahan ingin memberikan tempat duduknya. Cowo itu pun bangun dari duduknya membuat Ela yang berdiri disampingnya kaget dan mengerutkan dahinya bingung


"Eh lo bego, ya cepet duduk kalo gak mau gue balik duduk!" Ucap cowo itu membentak Ela yang kaget tapi sepersekian detik Ela segera duduk di tempat cowo itu, sedangkan cowo itu memilih berdiri di tempat Ela tadi


Soswet- satu kata itu tiba-tiba terlintas dipikirannya. Ela yang jarang diperlakukan seperti itu pun senyum senyum tak sadar bahwa cowo tadi ada disebelahnya. Tentu membuat cowo tadi melihat Ela dan geleng geleng tak mengerti dengan gadis di depannya. Sejenak rasa kesal menggantikan rasa menggelitik senang bukan main, bahkan jika dipikir-pikir Ela terlalu cepat menyukai cowo itu hanya karna tampang yang rupawan dan memberikan tempat duduk nya. Bahkan Axsa bisa lebih dari itu tetapi kesan pertama Ela melihat Axsa malah terlihat seperti lelaki yang menyebalkan


"Heh! Bego lo gila ya!" Ela terlonjak kaget. Sedikit kesal akan bentakkan sembarangan cowo itu tapi bagaimana pun dia sadar bahwa Ela memang sudah gila oleh drama hidupnya


"Gue, gak gila kok. Gue cuman suka!" Ucap Ela bangun dari duduknya dan memberikan cengiran khasnya


"Adelia Victoria XI MIPA 2!"ucapnya memperkenalkan diri begitu saja


"Hah?!" Bingung cowo itu tak mengerti oleh tingkah aneh Ela


Ting!


Belum sempat cowo itu menyebutkan namanya Ela keburu memutarkan badannya menuju pintu keluar bus, Karna dia harus segera turun. Tapi belum sempat Ela keluar dari bus langkahnya terhenti lalu membalikkan badanya. Dengan senyum lebarnya Ela mengatakan
"Makasih udah ngalah. Kalo butuh bantuan panggil Ela ya!" Lalu pergi keluar dari bus. Sebelum Ela dimarahi yang lain karna tak turun-turun padahal bus sudah berhenti sedari tadi. Di lain sisi cowo tersebut hanya bisa memutar otaknya berasa dirinya sangat t***l karna tak mengerti apa yang dilakukan gadis aneh tadi


"Dasar annoying!" Ucapnya dalam hati lalu kembali duduk setelah gadis itu pergi


"Ela. Hm gue kaya kenal" cowo itupun kembali mengingat-ingat nama Ela

Previous Next
You can use your left and right arrow keys to move to last or next episode.
Leave a comment Comment

Waiting for the first comment……

Please to leave a comment.

Leave a comment
0/300
  • Add
  • Table of contents
  • Display options
  • Previous
  • Next

Navigate with selected cookies

Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.