Gadis itu membuka kamarnya perlahan. Membuat sedikit suara decitan dari pintu itu. Matanya mencari sesuatu kepenjuru segi Kamarnya. Mencari sesuatu yang bisa menjawab pertanyaan didadanya yang terasa sesak
Gadis itu Ela. Menuju kearah QUEEN SIZE nya menatap penuh Amplop berwarna Biru muda, dan juga sebuah Kotak Putih disebelahnya
Tangan Ela mengarah kesebuah Amplop Yang ternyata isinya sebuah surat. Ela membuka lipatan disurat itu perlahan rasa penasaran sangat mengendalikan dirinya. Saat surat itu dibuka Ela melihat betapa rapinya tulisan-tulisan disurat itu. Ela membaca Surat itu dengan suara pelan
Dear Adelia Victoria Alexander.
Hallo Twinc ku. Wkk sok manis mungkin tapi lo tau gak gue sayang banget sama lo. Bahkan lo uda gua anggep kayak adek gue sendiri mungkin lebih lebih lebih karna semuanya gak bisa ditulis oleh kata-kata
Inget ucapan gue dirumah Oma la? Jangan pernah lo takut berjalan sendiri dilorong gelap disaat semua orang tidak ada yang mengandeng mu lagi
Lo harus inget La. Mungkin lo bingung ama apa yang gue tulis gue juga sama bingung nya kok. Tapi kenapa gue malah nangis La. Percaya apa ngga d**a gue sesek La. Hati dan otak gue seakan tempur semuanya berat La benar kata lo dunia suka bermain-main buktinya Dunia ingin bermain dengan kita La. Del uda lama gue gak nyebut lu dengan panggilan itu. Boleh gak disurat ini gue mengucapkan kata Adel. Gue mohon La gue takut gue gak bisa panggil lo adel gue takut ini yang terakhir.
Ela. Gadis itu menangis dia sudah tidak bisa membendung air matanya meski dia belum menyelesaikan Surat itu. Perlahan badannya terasa lemah dadanya bergemuruh seakan dia yang sangat tidak terima Apa ini. Ini jawabannya Widya MENINGGALKAN NYA. Apa ini SEKALI LAGI DIA KEHILANGAN ORANG YANG DISAYANG NYA dan apa ini SEKALI LAGI DUNIA MENYERANGNYA DENGAN LELUCON yang SAMA SEKALI GAK BISA DI BILANG LELUCON
gadis itu mengatur nafasnya dan air matanya. Menggenggam Erat surat itu. Dengan tangan yang bergetar Ela melanjutkan bacanya
Gue tebak lo pasti akan marah sama gue iyakan? Del lo tau disini gue juga sakit. Disini gue juga ngerasa sesak Saat semua orang. Semua orang bahkan ingin kita jauh Del. Adel gue mohon maafin gue. Oke gue benci disaat ini gue benci del. Maaf sekali lagi maaf del. Gue gak nepatin janji gue jahat gue pengecut gue bukan gadis bahkan sahabat yang berani mengucapkan kata secara langsung
Adel maaf gue widya Ana Almovet pergi. Gue gadis penakut Ela maaf gue pamit dengan cara yang mungkin buat lo Nambah sakit maaf La. Gue akan kembali La gue janji gue kembali dengan semua kebenaran dari kematian Alen dan lo gak akan di anggap pembunuh gue gak bisa nahan diri gue lagi La. Tapi kalo gue gak kembali berarti gue kalah gue gagal La dan gue Widya janji gak akan nampakkan diri gue lagi. Tapi gue yakin gue pasti kembali tapi gue gak bilang kalo gue juga bisa gagal
Terimakasih Yaya Sayang adel
-tertanda Widya Ana Almovet
"ARGHHHHS! HIKS LO JAHAT. LO JAHAT TUHAN DUNIA JAHAT DUNIA KEJAM TUHAN ADEL GAK KUAT ALEN ADEL MAU IKUT ALEN HIKS ADEL MAU MATI!" Teriak Ela yang mungkin bisa terdengar keluar kamar Ela
"GUE BENCI! GUE BENCI SEMUANYA ARGH HIKS" Ela memukul dadanya dan mengacak semua yang ada di kamarnya bahkan kotak itu ikut terjatuh kelantai
"ARGHHHHHS!!" teriak Ela dan menarik rambut nya sekuat mungkin dengan masih memakai gaun putih itu. Tapi Ela berantakan mungkin sekarang Ela cocok disebut GILA
Benar saja Teriakannya terdengar oleh keluarga Alexander buktinya
Dodi, Valen, Eca, dan Raka memasuki kamar Ela dan terkejut melihat semua keadaan.
"Kunci pintu nya!"perintah Dodi Ke Raka yang langsung dituruti oleh lelaki itu. Dodi harus melakukan itu sebelum beberapa tamu menyadari kejadian ini
Sedangkan Ela. Gadis itu masih terpuruk menjambak Rambut nya dan menangis menjerit-jerit. KEJIWAAN Ela kembali hadir menyerang nya dan lebih parahnya Keluarga Alexander tau
Valen wanita itu geram dengan gadis yang tak lain putrinya sendiri. Dia menghampiri Ela berusaha ingin menjambak gadis itu namun sedikit lagi pergerakan Valen kembali mundur
"Jangan mendekat!"ucap Ela dengan gunting ditangannya yang mengarah kearah Valen. Semuanya syok
"Ela. Ela apa yang lo lakuin!"teriak histeris Eca yang langsung memeluk Valen mamah nya
Raka lelaki itu tidak tinggal diam dia maju namun langkah nya ditahan oleh Dodi. Namun Raka menggelengkan kepalanya seakan mengatakan ini akan baik-baik saja. Dodi pun melepaskan cekalan nya dia tidak bisa berbuat Banyak Lagi-lagi Lelaki itu yang tak lain adalah Ayah Ela menelpon seseorang yang bisa mengatasi Kejiwaan Ela
Raka lelaki itu tetap berusaha
"It's okay kak. Ada Raka disini oke" ucap Raka lembut dan memegang tangan Ela yang menggenggam gunting
Melihat Wajah Raka Ela pun mulai kembali terisak tak sadar dia pun menurunkan tangannya yang sempat mengacung dan melepaskan gunting itu yang juga dibantu oleh Raka. Raka lelaki itu memeluk kakaknya berusaha menenangkanya. Tiba-tiba suara dobrakan membuat semuanya tersentak Termasuk Ela. Ternyata itu Dr. Karla dan beberapa rekan nya yang siap membawa Ela kepenjara Mematikan Rumah sakit jiwa, Raka yang melihat itu pun segera ambil tindakan sedangkan Ela kembali menangis melihat itu
"Gak jangan bawa kak Ela dia hanya sedikit kaget. Kalian jangan bawa kak Ela Pah apa-apaan ini!"ucap Raka yang masih memeluk Ela
Semuanya diam. Eca yang geram pun tak tahan lagi
"RAKA SADAR DONG DIA ITU GILA! ADEL ITU GILA RAKA!"teriak Eca terdengar oleh orang diruangan itu Termasuk Ela. Ela gadis itu mengepalkan tangannya berusaha meraih sesuatu didekatnya tanpa basa-basi Ela melemparkan itu kearah Eca.
"JANGAN SEBUT GUE ADEL DAN GUE GAK GILA JAGA MULUT LO ARGHH!" teriak Ela dan melemparkan botol itu yang tak lain adalah botol Bedak jumbo nya dan berhasil mengenai sasaran Eca
"ARGHS!"teriak Eca dan pingsan. Semua yang melihat itu pun segera menghampiri Eca termasuk Raka yang tadi memeluk Ela langsung melepaskan nya begitu saja. Sedangkan Dr. Karla segera menghampiri Ela yang menunjukan ketakutan nya
"Bawa dia Dok. Dia gila!"ucap Raka dan menggendong Eca keluar dari kamar diikuti dodi dan Valen. Sedangkan Ela dia dibawa Oleh beberapa Rekan Dr. Karla yang sudah ditugaskan. Tapi Ela membrontak. Dr. Karla yang melihat itu pun segera menenangkan Ela dan dengan perlahan menyuntikan obat penenang di tangan Ela. Ela pun pingsan setelah dibius. Dan petugas itu menggotong Ela keluar dan membawanya Ke tempat Yang bisa menampung Ela Rumah sakit jiwa. Dr. Karla hanya bisa menatap iba pasien nya satu ini. Beruntung nya tamu-tamu sudah pulang karna Dodi menugaskan beberapa penjaga untuk Memulangkan beberapa tamu dan Rumah Alexander pun kacau Beruntung nya Pesta telah selesai
Sedangkan seorang gadis tersenyum senang melihat kejadian itu
"Dua kembar yang menyedihkan sama-sama harus kerumah sakit namun bedanya sipembunuh harus dibawa Ke rumah sakit yang bisa dibilang Penjara! Hahaha.!"tawa kemenangan gadis itu melihat kejadian yang tidak disangka nya meskipun diluar rencananya namun dia sangat puas.
"Ini belum berakhir Adel!"Lalu gadis itu pergi meninggalkan kediaman Alexander
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.