Seorang gadis yang terkapar diranjang rumah sakit yang berkualitas VIP dengan kamar dan fasilitas nya membuat siapa saja nyaman berada di Rumah sakit itu.
Eca. Gadis yang terkapar dirumah sakit dengan tangan yang diinfus,dan hidung yang diberi alat bantuan pernapasan. Eca pingsan atas kejadian barusan. Hanya saja dokter tidak bilang ada luka serius tapi sedikit Lemparan benda yang membuatnya pusing dan pingsan. Dengan kondisi Eca yang seperti ini Semuanya ada disamping nya, Dodi ayahnya, Valen Mamahnya, dan Raka adiknya apakah sudah lengkap? Tidak ada seorang gadis yang mereka lupakan, tapi apa yang mereka lakukan mereka sama sekali tidak merasakan kehilangan bahkan tidak sama sekali.
Semuanya berdoa berusah berdoa yang terbaik untuk Eca. Bahkan mereka melupakan gadis lain. Gadis yang juga menderita bahkan melebihi gadis yang mereka doakan saat ini
Dialah Gadis itu Ela yang tak lain pun juga terkapar diranjang Rumah sakit Ralatt----Rumah sakit Jiwa. Ela gadis itu menggerakkan matanya, mengerjapkan beberapa kali mencoba untuk melihat lebih jelas penghlihatnya. Membuka matanya lebih besar dan terasa jelas Ela bangun dari tidurnya, gadis itu sedikit merasakan sedikit rasa sakit dibadannya membuatnya meringis. Ela bangkit dari tidurnya menurunkan perlahan kakinya kelantai yang dingin tersebut. Perlahan badannya menurun mengikuti kakinya. Ela tertuduk dilantai dingin itu memeluk kakinya sendiri dan kembali Terisak. Mengingat kembali kejadian berapa jam yang lalu membuatnya kembali menangis. Kembali merasakan sesak yang menghujam nya
Krek
Tiba-tiba ada yang membuka Jeruji itu dan terlihat lah Dr. Karla tersenyum ke arah Ela yang juga menatapnya. Sepersekian detik Ela kembali menundukkan kepalanya dan menghapus sisa sisa Air matanya. Mencoba untuk tetap terlihat baik-baik saja didepan Dr. Cantik itu
Dr. Karla menghampiri Ela yang menundukkan kepalanya setelah berada didepan Ela, Dr. Karla berjongkok mensejajarkan badannya dan memegang pundak Ela. Berusaha untuk menguatkan gadis itu yang sudah 3 tahun Dr. Karla urus semenjak Keluarga ALEXANDER membawa Ela gadis cantik itu yg berusia 14 tahun sama disaat sekarang dimana hari ulang tahunnya hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia tapi tidak untuk gadis satu ini, Karla Dr. Cantik itu tersenyum manis mencoba untuk menyalurkan kekuatannya untuk gadis kecil didepannya
"Menangislah..." Ucap Dr. Karla dan mengelus pundak Ela membuat siempu nya mendongak. Ela gadis itu kembali ter-isak menampilkan wajah lelahnya di depan Dr. Karla, membuat Dr. Karla tak tega dan segera mendekap Ela kepelukannya
"Hey girl you strong!.." Dr. Karla berusaha menenangkan Ela
Gadis itu masih menangis mengeluarkan keluh kesahnya di pelukan Dr. Karla
"Keluarin semuanya!" Perintah Dr. Karla
"Ahhh hiks..hiks! Ela capek Ela sakit tapi apa mereka peduli ama Ela? Ela gila dok! Hiks" adu Ela membuat Dr. Karla ikut merasakan sesak seorang gadis didepannya ini
Ela mengurangi tangisnya. Melepaskan pelukan Dr. Karla. Lalu menarik napas dan membuangnya perlahan
"Dok," panggil Ela, membuat Dr. Karla menatap lembut Ela dan tersenyum manis ke-arah gadis itu
"Ela boleh minta sesuatu gak? Kali ini aja dok" pinta Ela dengan suara lirih nya. Membuat Dr. Karla yang mendengar suara itu merasakan sakit di dadanya seolah dia lah yang di posisi Ela
"Apa aja kamu mau apa?"
"Kali ini aja dok. Ela mohon bebasin Ela malem ini, Ela janji Dok Ela akan balik lagi tapi mohon biarin Ela bebas malem ini" pinta Ela dan menyentuh tangan Dr. Karla dengan tangan yang dingin Ela menggenggam Tangan Dr. Karla
"Kali ini dan janji balik lagi?" Ucap Dr. Karla lalu menghapus jejak-jejak air mata Ela. Membuat gadis itu tersenyum meskipun dihatinya menentang itu semua. Hati nya menentang untuk tersenyum. Mata nya bahkan terasa memanas kembali. Namun apa bibir nya tersenyum seolah-olah dia tidak merasakan apa-apa tapi lihat lah matanya ada rasa sakit yang sangat mendalam
"Promise" lalu gadis itu mencium pipi Seseorang yang sudah dia anggap malaikatnya setelah Alen Dialah Karla atsmosverasi, Seorang gadis yang siap untuk melindungi pasien nya. Pasien yang harusnya tidak ada didaptarnya tapi semuanya sudah terlambat dia sudah berjanji dengan seseorang dan Karla tidak akan mengingkarinya. Sekalipun cita-cita yang seharusnya sudah dia gapai hanya angan untuk sekarang.
Ela bangun dan melangkah keluar dari tempat itu Dr. Karla menatap punggung Ela yang semakin lama semakin menjauh dan terlihat letih dipunggung itu Karla melihat nya dan benar Ela gadis kuat
"Kamu kuat Del, kamu Adel victoria Alexander aku tau siapa kamu sayang" ucap Dr. Karla lalu meninggalkan ruangan itu
****
Hampa.
Flashback on.
"Hallo adel,"
"Apasih panggil-panggil," dumel gadis kecil itu yang bernama adel dengan suara kesal nya
"Yauda sih kan aku cuman manggil," balas nya
Adel gadis kecil itu membalikan badannya. Menghadap gadis yang tadi mengganggunya, lalu adel menaruh tangannya di pinggang nya, berkacak pinggang didepan gadis yang tak lain adalah sahabatnya Widya,
"Kok, jadi Yaya yang marah aturan kan Adel yang marah ama Yaya, kita itu lagi musuhan tau" kesal Adel lalu menampilkan wajah menyebalkannya didepan Widya yang juga sama kesalnya dengan gadis itu
"Gak boleh dong!"
"Adel itu gak boleh marah sama Yaya, apalagi musuhin Yaya gak akan boleh. Sampai kapan pun!" Ucap Widya gadis itu pun memeluk Adel yang juga membalas pelukannya dan mereka pun tertawa bersama
Cekrek.
Suara kamera pun terdengar ke telingan dua gadis kecil itu, lalu mereka menengok ke asal suara dan mencari siapa yang telah memfoto diam-diam mereka
Tiba-tiba keluar lah bocah laki-laki yang berpaut 4tahun lebih tua dari Adel dan Widya dari sebuah pohon besar yang bisa menutupi badan kecil nya
"Ish, kok malah keluar sih bang Gab mah kita kan lagi sembunyi,!"dumel gadis lain yang juga keluar dari persembunyian nya bersama bocah laki-laki itu Yang tak lain adalah Gabriel Gunawan Alexander anak pertama dari keluarga Alexander dan Alen adik dari Gabriel dan kakak perempuan dari Adela Victoria Alexander
"Buat apa juga sembunyi, emang nya kita maling" ucapa Gabriel, membuat Alen memajukan bibirnya pertanda dia kesal dengan Kakaknya Gab
"Emm, lagi pula Widya juga udah tau iyakan?" Tanya Gabriel dan dibalas anggukan biasa oleh Widya
"Oh, iya Alen ampe lupa kalo Yaya kan punya jiwa psikoprat psikoprat gitu iyakan riel" tanya Alen dan melirik sekilas Widya sambil menahan tawanya
"Astaga Alen, Psikopat bukan Psikoprat" ralat Gabriel
"Sama aja sama-sama mengerikan iyakan Riel,?"tanya Alen sekali lagi, dan dianggukan oleh Gabriel tanda mengiyakan
"Ehh, enak aja kalian ya ledek-ledekin aku psikopat awas aja ntar kalo aku beneran jadi Psikopat kalian aku teror" ancem Widya membuat Gab dan Alen bergidik ngeri, sedangkan gadis kecil lain sedang bingung dengan pikirannya hanya karna. Kata yang tidak dimengertinya dari mereka didepannya
"Aku gak takut Yaya, aku kan ada Riel!" Ucap Alen
Adel yang sadar apa yang tadi membuat nya bingung pun melipatkan kedua tangannya didepan d**a lalu menampilkan wajah menyebalkan nya didepan Alen
"Ih, Kak Alen gak boleh ngambil kata-kata Adel dong, Riel ama Yaya itu khusus panggilan buat Adel kemereka kak Alen gak boleh ikutan!" Kesal Adel yang merasa diambil kata-katanya
"Iya-iya,"pasrah Alen lalu mengambil tangan Gabriel dan menautkan ketangan Widya,
"Pokoknya yang harus jagain Adel dan Alen itu kalian berdua ya, kalo misalkan ada yang hilang salah satu dari kita, gak perlu sedih oke!" Perintah Alen layaknya ketua kecil.
"SIAP BOS!" Serempak mereka bertiga dan hormat ke Alen membuat gadis itu juga ikut Hormat layaknya mau laporan Upacara, sepersekian detik Adel pun memecahkan suasana
"LARI LARI ADA ZOMBIE!" Mereka pun serempak lari karna jerita seorang Adel kecil, dan ternyata Zombie yang dimaksud Adel adalah Eca, Eca yang baru datang dan di tuduh Zombie oleh adel pun segera lari dan mengadu ke mamahnya Valen, membuat mereka Ber-empat tertawa sekencangnya
"Dasar anak mamah" jerit Widya
"Sstt ntar mama denger" ucap Alen
"Iya ayuk nyumput ntar kita kena marah" mereka pun nyumput bersama
Flashback off
"Dulu indah kan,?" Tanya gadis itu kediri sendirinya dan memandang indahnya bintang
Tiba-tiba keristal bening itu jatuh lagi dari mata Hitam nya, jatuh dan terus jatuh, gadis itu membiarkan air matanya jatuh dan terus menerus sambil mengingatkan masa kecil indah nya sebelum kejadian Ituu...
Ela, gadis itu menarik nafasnya dan membuangnya perlahan, lalu membuangnya perlahan mengahapus air matanya yang mungkin sudah habis. Tiba-tiba dia sadar akan sesuatu, saat akan berdiri Ela dikagetkan oleh suara seorang gadis lain
"Hallo, Ela"sapa gadis itu dan mengahampiri Ela
"Lo? Siapa" bingung Ela dan lagi-lagi merasa tak asing dengan wajah gadis itu karna pancaran sedikit lampu taman, yah Seorang Ela menenangkan dirinya ditaman
"Hahaha yaampun, lo lucu banget sih baru lusa padahal kita ketemu lo udah lupa lagi"
"Ah, sorry gue sedikit susah ngapal wajah orang"
"Oh. Gak papa selow aja, ini gue tasya sekarang udah inget?"
"Tasya? Emm, oh yang nolongin gue dikoridor itu?"
"Yap! Good girl, eh by the way lo ngapain di taman malem-malem pake gaun putih lagi kaya mbah kunti" ucap tasya dan menilai penampilan Ela
"Hha. Gak papa udah ya gue harus balik," pamit Ela dan melangkahkan kakinya untuk pergi dari taman itu
"Eh tunggu!" Tahan tasya dan mencekal tangan Ela membuat Ela berbalik
"Lo gak lagi ribut kan ama Widya?" Tanya Tasya penasaran
Degh.
"Ri-ribut? Enggak sama sekali! Lo tau dari mana" bingung Ela
"Em, perkiraan sih gue tadi liat widya Turun dari mobil dan menuju ke penungguan Pesawat pas gue mau jemput saudara gue, dan lo disini dengan keadaan kacau maaf kalo gue ikut campur," ucal tasya merasa bersalah
"Lo? Liat widya? Dibandara ngapain!" Ela sungguh sudah tidak bisa santai
"Iya dia berdua sama satu cowo, gue gak tau siapa, mending lo kebandara langsung aja deh kayaknya dia masih nunggu jad--" ucapan tasya terpotong dengan Ela
"Oke makasih, sya info lo bener-bener bikin gue punya harapan thank you girl!" Ucap Ela dan segera pergi meninggalkan tasya tanpa pamit, membuat tasya juga meninggalkan taman itu
Ela berlari menuju kejalan raya untuk mencari angkutan yang bisa mengantarnya ke bandara dengan kaki tanpa alas karna dia membuang high heels nya tadi
"Widya....Hiks.,!" Lirihnya dengan tangisnya di sisa sisa lari nya
Ela sampai di jalan raya dan segera mencari Kendaraan. Ela gadis itu pun memberhentikan taksi disebrangnya dan segera menyebrang tapi.. Tuhan sepertinya lebih menyayangi Adel
TINNNNNNNNNN
Suara kelakson mobil yang sangat memecahkan telinga membuat Ela kaget dan menengok kesampingnya membuat nya membeku di tengah jalan itu, dan hanya bisa teriak tanpa menghindarinya
"ARGHHHHH!!" Teriaknya
"ADELLL!"Teriak seseorang dan gelap lagi-lagi suara terakhir itu yang didengarnya dan semua nya selesai,kisahku selesai Aku mati.
Adel mati.
Sipengganggu ini mati. Sipengganggu keluarga kalian, terimakasih aku akan kembali, dan kau siapa beraninya kau memanggilku dengan sebutan yang paling aku benci-
Ragaku mati tapi hati ku tidak,
"Bangun del.." lirih seseorang
Siapa dia. Tidak aku tidak bisa membuka mataku! See aku mati HAHAHAHA.
I h a t e you Alexander ku. Karna aku akan kembali layaknya seorang pembunuh.
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.