“Bobok sini, ntar gue kelonin.”
Yuna terjatuh tepat dilengan Pangeran, dengan sangat posesif tangan itu melingkar dibagian perut. Membuat tubuh Yuna menegang, menahan nafas yang sebenarnya tak diperlukan. Susah payah Yuna menelan ludah saat hembusan nafas hangat Pangeran menerpa tengkuk.
“Lo wangi banget, ay.” Lirih Pangeran berkata.
Dan ucapan itu berhasil membuat Yuna makin tegang. Langsung bangun, takut akan terjadi sesuatu yang pernah ia bayangkan.
“Iz—“
Tangan yang melingkar diperut itu membuat Yuna kembali tertidur, kini posisinya terlentang. Saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Bisa ia rasakan deru nafas Pangeran yang begitu teratur.
Yuna kembali menelan ludah, tangannya memegang tangan Pangeran yang berada tepat dibagian perut. Ingin menyingkirkan tangan itu, tapi malah bera……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.