90 Hari Selingkuh
READING AGE 18+
Karenina, yang hanya 90 hari menjelang pernikahannya dengan Aidan, menemukan cintanya di masa lalu kembali bersemi. Bintang, pria yang dulu ia dambakan, kini kembali hadir di kehidupannya. Karenina pun memulai "permainan konyolnya", sebuah obsesi untuk membuktikan bahwa cinta Bintang padanya masih ada.
.
Namun, Karenina harus membayar obsesinya itu dengan sebuah konsekuensi yang sangat besar. Pernikahan Bintang yang baru seumur jagung hancur, dan ia pun terperangkap dalam sebuah drama rumit berisi pengkhianatan, pengorbanan, dan luka yang menyakitkan.
.
Ini bukan sekadar kisah perselingkuhan, melainkan perjalanan mendalam empat hati yang mencari arti cinta. Aidan, Bintang, Karenina, dan Naira, semuanya terjebak dalam dilema yang tak sederhana. Siapa yang paling bersalah? Siapa yang paling tersakiti? Setiap tindakan memiliki alasan di baliknya, dan setiap hati memiliki kisahnya sendiri.
.
Melalui perjalanan penuh makna dari Nepal hingga India, Karenina dihadapkan pada serangkaian momen refleksi. Di tengah keindahan Himalaya dan keagungan Taj Mahal, ia tidak hanya mencari pelarian, tetapi juga mencari keberanian, kedamaian, dan pemahaman yang sesungguhnya tentang cinta dan kesetiaan.
.
Akankah perjalanan ini mengantarkannya pada jawaban yang ia cari, atau justru pada sebuah babak baru yang tak terduga?
...
.
"Nin! Dia pernah mencintaimu, tapi kamu tidak tahu apakah dia masih mencintaimu atau tidak? Dia sudah menikah. Dan kamu sebentar lagi juga mau menikah. Jangan main api!"
.
"Aku bukan mau merebutnya dari istrinya. Aku cuma ingin tahu, apakah dia jodohku yang sebenarnya!"
.
"Ya, Tuhan! Nin! Dia sudah mendapatkan jodohnya!"
.
"Bagaimana kalau Naira itu bukan jodohnya? Dan Aidan bukan jodohku?"
.
"Demi Tuhan, Nina! Please! Jangan lakukan ini!"
.
"Aku hanya tidak ingin menyesal karena tidak pernah mencobanya, Sa. Bertahun-tahun aku dan dia memendam rasa yang sama. Dan dia datang padaku tepat sebelum aku menikah. Bukankah itu pertanda?"
.
Danisa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu tidak waras, Nin!"
.
Karenina menarik tangan Danisa. "Please, Sa, kamu adalah sahabatku. Bantu aku. Aku hanya akan mencobanya sembilan puluh hari. Kalau aku tidak bisa mendapatkannya, aku akan melupakannya. Dan aku akan menikahi Aidan tanpa beban."
.
Danisa menarik tangannya. Diremasnya rambut dengan kedua tangannya.
.
"Aku tidak pernah memohon sesuatu yang besar padamu. Kali ini, aku mohon bantu aku. Aku akan melakukannya dengan benar."
.
"Mana ada perselingkuhan yang benar, Nin? Kamu mau merebut suami orang! Tidak ada cara apa pun yang bisa dibenarkan." Danisa menatap sahabatnya itu dengan tajam.
.
Karenina memejamkan kedua matanya. "Aku berjanji, aku tidak akan memaksanya, menggodanya atau menyakiti istrinya."
.
"Bagaimana mungkin kamu tidak akan menyakiti istrinya?" Mata Danisa kembali melotot. Di saat seperti ini ia sudah lupa jika Karenina adalah atasannya.
Unfold
Air mata Karenina berjatuhan, membasahi layar ponsel, mengaburkan tulisan surat Aidan. Dadanya terasa sesak, seolah ribuan emosi bergejolak, menciptakan badai di dalam dirinya. Ada kelegaan yang samar, keharuan yang menusuk, namun yang paling mendominasi adalah kesedihan yang menggerogoti. "Ikhlas." Kata itu bagaikan pedang bermata dua, m……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……