Diam Bukan Berati Bodoh
Share:

Diam Bukan Berati Bodoh

READING AGE 16+

Ade Esriani Romance

0 read

Aira sama sekali tidak menduga bahwa Mulya, suami yang sangat dicintainya begitu tega. Mulya menjadikan kehamilan Aira yang keempat, yang lagi-lagi mengandung bayi berjenis kelamin perempuan sebagai alasan untuk menikah lagi. Pasalnya, mereka sudah memiliki tiga orang anak perempuan, makanya Mulya ingin sekali memiliki anak laki-laki. Apalagi Mulya sering diolok-olok oleh teman-temannya karena tak kunjung memiliki anak laki-laki, sehingga membuat Mulya semakin terobsesi untuk memiliki anak laki-laki.
Diam-diam, Mulya menjalin hubungan gelap dengan wanita yang bernama Femi, dan itu atas persetujuan ibunya Mulya. Ibunya terang-terangan mendukung niat anaknya itu untuk menikah lagi agar bisa memberikan cucu laki-lakinya untuknya.
Mengetahui hal itu, Aira tidak tinggal diam, apalagi setelah mengetahui bahwa ibu mertuanya ikut andil di dalamnya. Aira berencana melakukan pembalasan atas pengkhianatan yang dilakukan suami dan mertuanya. Namun sebelum Aira berhasil menjalankan rencananya, Mulya sudah menikah terlebih dahulu dengan wanita itu dan memaksa Aira untuk menerima istri barunya untuk tinggal satu atap dengan mereka. Sakit, hancur dan terluka, sudah pasti. Namun Aira tidak mau berlama-lama larut dalam kesedihan. 
Aira pun mulai menyusun rencana dan bertekad untuk membalas para pengkhianat itu. Apalagi, rumah dan seluruh aset yang mereka miliki adalah milik Aira. Itu merupakan warisan peninggalan orang tuanya Aira. Makanya Aira tidak rela jika warisan orang tuanya digunakan oleh suaminya untuk berfoya-foya bersama gundiknya itu.
Saat ini, semuanya dikuasai oleh Mulya sehingga Aira harus bisa bermain cantik agar bisa merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.
Apakah Aira bisa menjalankan rencananya untuk membalaskan dendamnya serta  menendang para benalu itu dari rumahnya? 
Simak kisahnya, yuk!

Unfold

Tags: revengegoodgirldrama
Latest Updated
Ending

Bagian 52

Saat membuka mata, ternyata aku sudah berada di kamar. Ada Mama, Bi Inah dan juga anak-anak di sampingku. Mereka terlihat senang saat aku sudah siuman.

"Kamu sudah siuman, Nak?" Mama mengelus kepalaku, mengambil segelas air putih dan langsung meminumkannya padaku.

Anak-anak terlihat cemas karena m……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.