Taken by You
Setelah membaca dengan teliti petunjuk cara menggunakan testpack yang ada di tangannya, Rea melangkah menuju kamar mandi. Memejamkan mata menunggu tiga puluh detik untuk mengetahui hasilnya. Menghitung dalam hati sambil berdoa agar hasilnya tidak seperti yang ditakutkannya.
24...25...26...27...28...29...30...
Rea membuka mata perlahan, seraya menghembuskan nafas dengan pelan dan berat. Berusaha menghalau pikiran yang berkecamuk.
Lalu... matanya menatap nanar stik putih berukuran sepuluh centi yang ada di genggaman tangannya. Menatap dua garis berwarna pink itu. Yang artinya....
Positif.
Dia hamil.
Dia hamil anak Darius.
Tidak mungkin.
Ini tidak boleh terjadi.
Rea menggeleng-gelengkan kepala sambil membekap mulutnya tak percaya. Menahan jeritannya.
'Tidak. Aku tidak boleh hamil anak Darius. Aku membenci pria kejam itu. Amat sangat.' Lalu dengan kasar ia membuang testpack itu ke tempat sampah yang ada di samping wastafel. Membuang bukti. 'Darius tidak boleh tahu. Darius tidak akan tahu apa-apa tentang anak ini.'
'Kenapa masalah datang saat hubunganku dengan Raka mulai membaik?' rutuk Rea dalam hati.
Unfold
Kedua tangan Senja terpaut, saling meremas kemudian terurai dan terangkat menyentuh dadanya, mencoba menenangkan degupan jantung yang berdetak tak karuan. Berkali-kali gerakan itu terulang, nyatanya tak menunjukkan hasil yang memuaskan. Dirinya tetap saja tak sanggup mengusir kegugupan yang mendadak menyerangnya.
Bagaimana tidak?
Beb……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……