Pelakor Syariah, The Next Level
READING AGE 16+
Zefanya, si pelakor tapi bukan sembarang pelakor! Tidak perlu mengangkang lebar dan berpakaian seksi menggoda, banyak lelaki jatuh pada pesonanya.
*
Dia menyeringai saat mendengar derap kaki tergesa masuk ke ballroom hotel tepat saat calon mempelai laki-laki akan berucap akad.
*
“Saya terima nikah dan kaw…”
*
“Berhenti!! Hentikan! Pernikahan ini tidak sah!”
*
Belum juga mempelai laki-laki yang berusia lima puluhan itu selesai ucapkan akad nikah sebagai syarat sahnya pernikahan siri ketiganya, tiba-tiba suara penolakan menggelegar, membuat ballroom hotel mewah itu menjadi kacau. Kamera dan lampu sorot segera fokus pada wanita yang baru saja datang dan mengamuk.
*
“Kamu, dasar pelakor berkedok syari’ hah? Pakai hijab, terbungkus syariat agama tapi kelakuanmu busuk! Dasar gadis tidak tahu malu!”
*
Zefanya Khadira S., bukanlah seorang gadis biasa. Dia lulusan master dari luar negeri, berhijab rapi dan berpenampilan elegan dengan tutur kata dan perilaku yang sopan. Gadis yang tidak hanya dituduh tapi malah memproklamirkan dirinya sebagai seorang ‘pelakor syariah’ demi membuat Frederik terjebak perangkapnya.
*
Dengan wajah teduh juga perhatian kecil terselimuti ketulusan berkedok syariat, tidak ada yang sanggup menolak pesonanya termasuk Frederik Sunoto, yang juga ayah dari sahabatnya.
*
Sesungguhnya, Zefanya adalah racun yang dibungkus doa.
*
Hanya Javier Zaydan, lelaki tampan yang juga sepupu Frederik, yang mencurigai ketulusan Zefanya.
Tapi kenapa, Amara, anak Frederik yang juga sahabat Zefanya, malah mendukung penuh rencana ayahnya untuk menikahi sang sahabat? Apakah yang mereka sembunyikan?
*
Siapakah mastermind di balik pengkhianatan demi pengkhianatan, juga kebohongon demi kebohongan yang terjadi? Lalu, siapa yang sebenarnya jahat dan siapa yang berperan protagonis di sini? Apakah Frederik yang hilang akal karena jatuh cinta, Zefanya si pelakor syariah atau… ada pihak lain lagi?
*
*Karena pelakor tidak harus berpakaian seksi menggoda!*
Unfold
Di kamar suite pengantin hotel yang sudah dipesan Amara, Zefa duduk di pinggir ranjang dengan gelisah. Matahari usai sudah menunaikan tugasnya menerangi bumi, digantikan bulan yang purnama sempurna. Di kamar itu hanya terdengar suara debaran jantung Zefa yang menggila juga bunyi kran shower dari kamar mandi.
Duduk Zefa semak……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……