Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua
READING AGE 16+
Nilam Apsari seorang gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarga, ia selalu dituntut untuk menghasilkan uang, agar dapat membalas budi baik keluarga angkatnya.
Sang Ayah angkat sangat kasar kepadanya, selalu memukulnya dan memberikan pelajaran kepadanya.
Disitu lah Sang Ibu selalu datang dan membantu, hingga pada akhirnya ayahnya meninggal.
Beberapa hari kematian Sang Ayah angkat, Ibu angkatnya pun sakit, di diagnosis penyakit kanker.
Di situ lah semua hal dimulai.
Ditengah kesibukannya menjadi tulang punggung dan mencari biaya pengobatan Sang Ibu, Nilam bertemu dengan pria konglomerat yang dijebak dengan minum obat birahi, pria tersebut menariknya dan menghabiskan malam dengannya.
Melawan? Tentu saja.
Ada perlawanan awalnya namun karena tertular pada nafas, semua pun menjadi skandal.
Pria itu, King Haidar Sanjaya, anak tertua dari keluarga Sanjaya.
Entah nasib yang bagus atau malah akan membawa penderitaan.
Perpisahan pun terjadi, Nilam menerima uang dari King. Nilam mengira itu akhir dari pertemuan. Namun sayangnya salah.
Setelah perpisahan ia dinyatakan hamil 3 minggu oleh dokter. Hingga Nilam terpaksa menerima takdirnya menjadi istri kedua King Haidar dan memaksakan diri untuk hidup satu atap dengan istri pertama.
Nilam menjadi kesayangan Nenek Lena—orang tertua—dalam keluarga Sanjaya, alasannya sama ia tengah hamil anak pewaris keluarga kaya yang memang telah di inginkan sejak dulu, hanya saja istri pertama suaminya menolak untuk hamil karena tak ingin ada bekas luka dan ingin tetap cantik.
"Kamu secara paksa masuk ke keluarga ini. Dan, terima lah takdirmu!” ucap Eren—istri pertama.
Tak disangka pula Nilam ternyata anak konglomerat yang tersesat di usia 7 tahun.
Bagaimana kisah cinta segitiga antara Nilam, King Haidar dan Eren si istri pertama?
Unfold
Keduanya sudah bersiap sekolah, namun kali ini papa mereka tidak datang ke kamar dan membangunkan mereka, Reno dan Reni jadi curiga papanya sudah pulang ke Indonesia.
Setibanya di ruang makan, Reno dan Reni melihat Papa mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat didepan meja dapur seraya melihat sang Papa terus memandang sang Mama ya……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……