Tantangan 100 Hari (Tidak Boleh) Jatuh Cinta
READING AGE 12+
September Update Program 2023
Resign itu bukanlah hal yang sulit dilakukan untuk Renatta, apalagi dia bekerja di perusahaan milik keluarganya. Tapi, sayangnya dia terjebak perjanjian aneh dengan si bos, Erlan, yang luar biasa tampan tapi mengesalkannya. Apalagi mereka pernah 'tidur satu ranjang' yang menjadi s*****a andalan Erlan mengancam Renatta.
Tidak boleh jatuh cinta, juga merupakan hal yang gampang namun akhirnya sulit dilakukan jika hati akhirnya tertambat pada orang yang disukai.
Kisah romansa berbalut komedi di seputaran dunia kerja. Ada tawa bahagia, ada kekesalan, ada kesedihan, ada masa lalu yang datang seperti badai dan menghancurkan kebahagiaan dua insan. Lalu, siapakah yang akhirnya memenangi taruhan ini?
*
“Kamu mau resign? Yakin? Unfortunately, aku tolak.” Mata lelaki super duper tampan itu memicing melihat selembar kertas yang dia tahu berisi pengunduran diri stafnya yang cantik tapi jutek luar biasa. Layaknya pebasket, dia lempar ke tong sampah dan sukses!
“Bapak kan belum baca surat itu, kenapa langsung dibuang sih?”
“Dengar Nona Renatta,” si bos berdiri, melangkah mendekati gadis bernama Renatta, kemudian bersidekap dengan angkuh dan bertutur sinis, “kamu staf dan aku bos di sini. Semua harus mendapatkan persetujuan bos bukan? Lagipula perlu diingat, kita punya perjanjian yang lebih besar dari ini semua!”
“Aaarggh dasar bos gak punya hati nurani! Aku akan lapor ke HRD!” ancam Renatta, tidak mau mengalah.
“Ha ha ha,” suara tawa yang terdengar melecehkan, bukan tawa bahagia, “silakan saja kalau berani, tapi setelah itu semesta akan tahu bahwa aku dan kamu sudah…”
“Iya iya! Tapi awas aja kalau Bapak semakin tidak manusiawi. Aku akan bilang ke…” ancam Renatta, tapi kalimatnya terputus karena si bos mendekati telinganya dan berbisik.
“Bilang saja kalau berani, sekalian bilang bahwa kita sudah pernah tidur bersama! Satu ranjang!” seringai seram membuat Renatta ingin sekali melempar sepatu ke kening si bos.
Renatta keluar ruangan si bos dan membanting pintu dengan sangat emosi.
Unfold
“Jadi bagaimana mah?” tanya Danantya pada Wiwid di suatu sore. Mereka sudah tiba di Jakarta sejak beberapa hari usai umroh.
“Huuftt… “ Wiwid malah menghela nafas, mengusap wajah dengan kedua tangan tapi tidak ada suara yang keluar dari bibirnya.
“Raf, gimana keadaan Erlan dan Fenty? Apakah Fenty mengurusi Erlan dengan baik?” kali ……
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Waiting for the first comment……