Peta Jalan NU Mendunia
Share:

Peta Jalan NU Mendunia

READING AGE 4+

Aji Setiawan1978 Realistic Urban

0 read

Peta Jalan Tantangan NU Mendunia Ibarat perahu, bahtera lautan luas dunia terbentang bukannya berombak tenang.Semakin ke tengah, angin dan badai semakin kuat. Namun, pelaut yang tangguh dan nahkoda yang tangguh, sekali layar terkembang pantang surut ke tepian. Perahu besar itu bernama NU, kini terus mengarungi dunia untuk menyebar maslahah bagi ummat dunia. Tantangan Nahdlatul Ulama (NU) ke depan adalah bagaimana menjadikan NU mendunia telah lama digulirkan oleh KH Ma'ruf Amin dalam berbagai kesempatan kegiatan NU. Ini menjadi pedoman dan arah NU, agar nilai-nilai NU diterapkan oleh masyarakat Muslim dunia.

"NU saat ini sudah terkenal bukan saja di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Bahkan, ada perwakilan NU di sejumlah negara. Karena itu, tantangan NU ke depan, adalah menjadikan paham NU yang diterapkan penduduk muslim di seluruh dunia," kata KH Ma'ruf Amin.

Menurut Mustasyar PBNU ini, tantangan Indonesia ke depan bagaimana menjadikan NU mendunia. Harapan pada 100 tahun kedua NU, tidak hanya dikenal di dunia tapi tapi diterapkan masyarakat muslim dunia.
Menurut Kiai Ma'ruf, wajar jika NU menargetkan perluasaan organisasi dan paham ke dunia internasional, karena NU sudah menjadi organisasi terbesar se-Indonesia. "NU juga memiliki lambang bola dunia, yang sasarannya agar NU dapat mendunia," kata mantan Rais Am PBNU ini.
Kiai Ma'ruf menyerahkan tugas menjadikan NU dunia pada generasi muda NU. Ia berharap generasi muda NU mendapat tempaan pendidikan berkualitas dari kader NU senior agar mampu bersaing di dunia internasional.
"Ini tugas generasi mendatang yang kita siapkan," katanya.  Untuk mencapai target tersebut, ia menekankan agar NU terus memperbaiki diri, sehingga dapat menjadi organisasi berkinerja efektif dan efisien.
Ia juga mengingatkan bahwa Khittah Nahdliyah (garis perjuangan NU) adalah Khittah Nabawiyah (garis perjuangan para nabi), dan Khittah Nabawiyah adalah Khittah Ishlahiyah (garis perjuangan perbaikan)," lanjut KH Ma'ruf. Gayung pun bersambut, melanjutkan periodesasi PBNU di bawah kepemimpinan KH Said Aqil Siradj, KH Yahya Cholil Staquf ketua PBNU terpilih menyampaikan pidato pertamanya dalam penutupan Muktamar, Jumat (24/12) menyinggung dua agenda besar PBNU yakni membangun kemandirian warga dan mewujudkan perdamaian dunia.

"Yang pertama adalah agenda membangun kemandirian warga dan yang kedua adalah meningkatkan peran dalam pergulatan Nahdlatul Ulama untuk mendukung perdamaian dunia," kata Yahya dalam tayangan YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama.

Dalam dua agenda tersebut, kata Yahya, NU sudah memiliki rintisan-tintisan yang sangat kuat dan berharga.

Selanjutnya, yang diperlukan adalah bagaimana menjahit berbagai macam inisiatif yang sudah dilakukan dalam pengembangan ekonomi rakyat, pemajuan pendidikan, pengembangan layanan kesehatan, dan lainnya menjadi satu agenda nasional.
Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup warga NU dan rakyat banyak.

Sementara, dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, Yahya mengklaim, NU telah berhasil melakukan berbagai inisiatif yang diapresiasi oleh masyarakat internasional.
Langkah berikutnya adalah bagaimana melakukan akselerasi lebih jauh sekaligus melakukan sinergi dengan inisiatif-inisiatif pemerintah.
"Karena apabila kita melihat lanskap dinamika internasional hari ini tidak ada yang memiliki posisi paling tepat untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia lebih dari negara kesatuan Republik Indonesia," kata dia.

Harapan senada juga disampaikan Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2021-2026, KH Miftachul Akhyar berharap agar kiprah NU di dunia global bisa lebih maksimal, sebagaimana tema Muktamar ke-34 NU yaitu Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia.

“Saya yakin NU akan segera menggapai cita-citanya menuju dunia untuk memberi solusi-solusi kehidupan. Saya percaya dengan Ketua Umum PBNU terpilih yang (juga) memiliki pikiran-pikiran mendunia,” katanya. 

Lebih lanjut kiai kelahiran Surabaya, Jawa Timur itu menjelaskan, untuk bisa mencapai cita-cita kemandirian NU, warga nahdliyin harus memiliki karakter mandiri dan tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain.
Selanjutnya, Kiai Miftach mendasari argumennya dengan mengutip hadits Nabi yang artinya, "Janganlah kalian menjadi orang yang plin-plan dan latah. Kalian mengatakan, Jika orang-orang berbuat baik, kami juga ikut baik. Dan jika mereka berbuat zalim, kami pun ikut zalim’. Namun mantapkanlah jiwa kalian; jika masyarakat berbuat baik, kalian tetap melakukan kebaikan, dan jika mereka melakukan kejahatan, maka jangan ikut berbuat zalim." (HR At-Tirmidzi) 

Ia juga berharap pada periode kepengurusan NU lima tahun ke depan mampu merealisasikan putusan-putusan penting Muktamar kali ini yang ditetapkan dalam sidang-sidang komisi.
 

Unfold

Tags: spiritual
Latest Updated

Tradisi Santri Nusantara Melalui Huruf Pegon

Mengenali

Sampai hari ini, metode pembelajaran yang khas ala santri tradisional terutama di Pulau Jawa, pembelajarannya dalam memahami kitab klasik (turats , kitab kuning) dengan memakai huruf pegon. Penulisan huruf Arab Pegon digunakan di kalangan umat Muslim, yang hidup dari pendidikan ……

Comment

    Navigate with selected cookies

    Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.

    If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.