ABOUT ME
Aku penderita insomnia sejak remaja. Setiap malam selalu merangkai cerita sampai ku jatuh tertidur menjelang pagi.
Sebelum ceritaku selesai, akan berlanjut ke malam berikutnya, begitulah ku jalani malam-malam panjang ku.
Cerita yang menurutku berkesan akan ku simpan di buku tulis berupa sinopsis, sayangnya setelah ku punya suami, buku-buku tulis itu hilang entah kemana.
Malam-malam ku tidak pernah berubah sampai usia tua ku ini, merangkai 1 cerita ke cerita yang lainnya.
Tahun 2015 ku coba menuliskan salah satu cerita yang menurut ku bagus, tapi berhubung kurang pengalaman, bahasanya terlalu kaku menurut ahli bahasa yang belajar di perguruan tinggi.
Semangatku agak kendor, akhirnya mati sama sekali.
Ternyata tidak mudah menuangkan buah pikiran ku ke bentuk tulisan.
Akhirnya di tahun 2020 ini, ku coba menulis di aplikasi platform.
Sekarang sudah 3 judul novel yang ku buat.
Yang di novel pertama, jelas ku merasa banyak kekurangannya, hingga sangat lambat untuk dapat respon dari pembaca.
Sedih sekaligus ngiler lihat penulis lain dengan pembaca dalam hitungan 'K' dan sengaja menunda penyelesaian ceritanya, padahal tinggal klik 'salin' cerita itu'Tamat'.
Novel ke-2 ku mengambil ide lama yang masih tersimpan dalam memori ku, nasibnya juga agak lumayan.
Meski merayap seperti keong jumlah pembacanya, ku terus update setiap sehari atau dua hari. Cara bertutur dalam tulisanku pun merasa lebih lancar, mengalir seperti air.
Dan ku berusaha menulis di beda aplikasi.
Di novel ke-3 ku ini, tulisan ku sudah lebih baik (mungkin) meski masih banyak kekurangannya, tapi ku tidak mau menyerah.
Di usia ku yang hampir 52 tahun ini, dengan penyakit Hypertensi, Diabethes, lambung dan jantung, ku menikmati hari-hariku dengan menulis cerita.
Aku bersyukur di zaman yang sudah sangat canggih ini, ada banyak aplikasi yang memudahkan para pereka cerita seperti aku ini, menuangkan mimpinya untuk sekedar menuliskan cerita yang hadir di menjelang malam-malam panjangku.
Terlepas dari penilaian, apakah tulisan ku baik atau tidaknya? Aku akan terus belajar memperbaikinya dan tetap tersenyum, karena mimpiku telah tertuang dalam bentuk tulisan. Sudah cukup bagiku.
MORE
ABOUT ME
Aku penderita insomnia sejak remaja. Setiap malam selalu merangkai cerita sampai ku jatuh tertidur menjelang pagi.
Sebelum ceritaku selesai, akan berlanjut ke malam berikutnya, begitulah ku jalani malam-malam panjang ku.
Cerita yang menurutku berkesan akan ku simpan di buku tulis berupa sinopsis, sayangnya setelah ku punya suami, buku-buku tulis itu hilang entah kemana.
Malam-malam ku tidak pernah berubah sampai usia tua ku ini, merangkai 1 cerita ke cerita yang lainnya.
Tahun 2015 ku coba menuliskan salah satu cerita yang menurut ku bagus, tapi berhubung kurang pengalaman, bahasanya terlalu kaku menurut ahli bahasa yang belajar di perguruan tinggi.
Semangatku agak kendor, akhirnya mati sama sekali.
Ternyata tidak mudah menuangkan buah pikiran ku ke bentuk tulisan.
Akhirnya di tahun 2020 ini, ku coba menulis di aplikasi platform.
Sekarang sudah 3 judul novel yang ku buat.
Yang di novel pertama, jelas ku merasa banyak kekurangannya, hingga sangat lambat untuk dapat respon dari pembaca.
Sedih sekaligus ngiler lihat penulis lain dengan pembaca dalam hitungan 'K' dan sengaja menunda penyelesaian ceritanya, padahal tinggal klik 'salin' cerita itu'Tamat'.
Novel ke-2 ku mengambil ide lama yang masih tersimpan dalam memori ku, nasibnya juga agak lumayan.
Meski merayap seperti keong jumlah pembacanya, ku terus update setiap sehari atau dua hari. Cara bertutur dalam tulisanku pun merasa lebih lancar, mengalir seperti air.
Dan ku berusaha menulis di beda aplikasi.
Di novel ke-3 ku ini, tulisan ku sudah lebih baik (mungkin) meski masih banyak kekurangannya, tapi ku tidak mau menyerah.
Di usia ku yang hampir 52 tahun ini, dengan penyakit Hypertensi, Diabethes, lambung dan jantung, ku menikmati hari-hariku dengan menulis cerita.
Aku bersyukur di zaman yang sudah sangat canggih ini, ada banyak aplikasi yang memudahkan para pereka cerita seperti aku ini, menuangkan mimpinya untuk sekedar menuliskan cerita yang hadir di menjelang malam-malam panjangku.
Terlepas dari penilaian, apakah tulisan ku baik atau tidaknya? Aku akan terus belajar memperbaikinya dan tetap tersenyum, karena mimpiku telah tertuang dalam bentuk tulisan. Sudah cukup bagiku.