“Apa ini mas?” tanya Lian dengan kening yang mengernyit dan menatap suaminya. “Hasil medical check up dan beberapa tes untuk tindakan Vasektomi, satu bulan lagi.” Saga menjawab dengan begitu santainya seolah ini hanya persoalan flu. Lian dan Saga sudah menikah selama lima tahun. Awalnya mereka sepakat menunda momongan. Namun di tahun kelima, Saga tiba-tiba memutuskan untuk tidak pernah jadi ayah dengan suatu tindakan medis satu bulan lagi. Sebaliknya, Lian tiba-tiba justru ingin memiliki anak. Saga tetap keras dengan pendiriannya dan Lian tidak bisa mengubah itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menyusun misi mendapatkan benih dari suaminya sebelum segala kemungkinan tertutup selamanya.
Perceraian itu telah terjadi empat tahun lalu, tapi menyisakan banyak trauma bagi Iyas. Ia terus menyembuhkan dirinya dan nyaris banyak mengubah hidupnya. Setelah sadar dari mimpi buruknya, ia ingin hidup seperti yang ia mau. Kini Iyas membuka toko bunga, menikmati hidupnya yang damai dan penuh arti. Namun, semesta berkata lain. Susah payah ia menghindari dan melupakan masa lalunya, justru Iyas bertemu dengan orang yang paling dekat dengan sumber rasa sakitnya. Seharusnya, Iyas punya sejuta alasan untuk membenci orang ini, sebab orang ini adalah adik dari mantan suaminya, Bhaga. Akan tetapi, lelaki ini juga yang mengubah cara pandangnya. Lalu, akankah semuanya bisa berjalan dengan apa yang mereka mau, mengingat banyak sekali kesalahpahaman yang belum terurai?
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.