Sore itu hari tampak cerah Sela duduk di tepi Dermaga dengan hati yang sedikit khawatir. Sela duduk menunggu temannya bernama Vita, yang baru akan datang dari Batam. Dengan risau Sela selalu melihat Jam Tangannya yang menunjukkan Pukul 3.30WIB. Tak lama Sela melihat Kapal Penumpang dari kejauhan datang, dengan senyum Sela berdiri dari duduknya memandangi Kapal Penumpang yang mendekatinya. Bagaimana tidak senang Teman yang di tunggunya dari 1 Minggu yang lalu mengabarinya akan datang untuk Bekerja di salah satu Perusahaan Perkebunan di Kampungnya kini sudah datang, Sela melambaikan Tangan ke arah kapal Penumpang. “Hai Sel apa kabar Loe, Gue Senang bisa Ketemu sama Loe Lagi.“ Tampa basa basi Sela langsung Memeluk Vita sesampainya Vita diatas Dermaga “Gue baik - baik aja, Gue Rindu banget sama Leo Vit.” Sela adalah Anak Orang terpandang di Kampungnya, Ayahnya Seorang Kepala Desa dan Ibunya Bidan di Desa. dengan cepat Sela meminta Supirnya untuk membawa barang – barang Vita di masukkan ke dalam Mobil. Saat mereka dalam perjalanan menuju Rumah Sela, tiba – tiba Vita bercerita tentang Ridwan, Ridwan adalah Teman Sekolah Vita yang Satu Kampung dengan Sela. “Sel Loe kenal gak sama Ridwan? dulu dia pernah Sekola satu SMA sama Gue ini fotonya.” Ucap Vita sambil melihatkan Foto Ridwan di layar ponselnya. “Tau, tetangga Gue, masa Gue gak kenal, kenapa memangnya? tapi tumben Loe tanya - tanya Cowok, Mantan Loe ya?“ “Apaan sih Sel, Gue cuma tanya, dia kan Teman Satu Sekolahan sama Gue, jadi wajar aja kan Gue tanya!“ sahut Vita. “Ok, nanti kalo udah dekat Rumah Gue, Gue kasih tau Rumah Ridwan yang mana“ Vita sengaja datang dari Singapura ke Rumah Sela untuk tujuan bekerja di salah Satu PT. Perkebunan di Kampung Sela. Yaitu PT. SUMBER MAKMUR, Perusahaan yang bergerak di Bidang Perkebunan Sawit, Vita di terima di Perusahaan itu sebagai Sekretaris Menejer.
mentari mengintip dari sela sela gorden,pertanda hari mulai pagi.Gita merasakan tubuhnya remuk redam,dia pun menggelmentarimentariiat.mencoba meregangkan badannya. "'dug"' tangannya menyentuh sesuatu,Gita pun segera menengok ke tempat tangannya membentur sesuatu. "haa..." jeritan Gita hampir lolos dari mulutnya,namun sebuah tangan dengan bengis menutup mulut Gita yang sedang terbuka lebar. "gak perlu teriak.aku pun pasti memberikan apa yang kau inginkan" suara serak khas bangun tidur menarik kesadaran Gita. memori di otaknya memutar kejadian semalam.masih membekas jelas di fikirannya,semalam Bagas menjemput dia saat pulang kerja. namun Gita tiba tiba tak ingat apa pun setelah meminum air pemberian Bagas.saat dia membuka mata,ternyata dia sudah ada di sebuah kamar yang terbilang cukup mewah di mata Gita. Belum sempat Gita berfikir kenapa dia berakhir di tempat tidur ini,tiba tiba datang sosok lelaki asing. Tanpa babibu,dia melucuti semua pakaiannya,dan langsung menerkam Gita. meronta,menangis,menendang.semua sudah Gita upayakan agar terlepas dari kungkungan sang lelaki,namun apa daya.tubuh mungil Gita seakan ditelan oleh sosok tinggi,tegap. malam panas pun Gita lewati,sang lelaki menungganginya tanpa lelah.meski telah berulangkali dia mendapatkan pelepasan,namun seakan dia kerasukan iblis hingga tak sedikit pun menyisakan iba pada Gita yang akhirnya jatuh pingsan saking tak mampunya bertahan menghadapi gempuran sang lelaki. "siapa kamu sebenarnya hah?apa salahku sampai kau nodai aku tanpa belas kasih?awas saja,aku akan melaporkan semua tindakanmu pada polisi" raung Gita dengan penuh emosi,setelah menyadari apa yang menimpanya semalam. "jangan munafik,bukankah kamu pun menikmatinya,manis?kamu pun sudah sering melakukannya dengan Bagas bukan?sampai dia bosan dan menjualmu padaku.dia sudah tak mampu lagi meladeni permintaanmu.sifat matrealistismu yang membuatnya tak tahan.namun aku bisa memberikan apa saja yang kau mau,selama kau bisa memuasksnku seperti semalam" Gita melotot mendengar semua penjelasan pria asing tersebut.hanya batinnya yang masih bisa berkata. 'apa katanya?aku sering melakukannya dengan Bagas?lalu Bagas sudah tak berdaya lagi karna ke matrealistisanku?' "'piakkk"' Gita langsung menampar pipi sang pria. "jangan sembarangan bicara tuan"
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.