Jesica, cewek manis, imut, tapi nyebelin banget. Dia sering bikin ulah di sekolah, buat onar, jailin temen-temennya. Lesung pipi yang menghiasi wajahnya melengkapi senyum jailnya yang sering dibuat s*****a ampuh untuk meminta maaf. Tapi, Jesica bukan tipe cewek yang lemah lembut apalagi centil. Malah cewek yang satu ini sudah dijuluki MISS TROUBLE MAKER. Karena ulahnya selama ini yang suka sekali bikin onar. Beda banget dengan face yang dia miliki, yang seharusnya tampil anggun, elegan, dan menawan. Meski kelakuannya kayak preman, dia itu phobia sama kegelapan. Entah apa penyebabnya cuma dia yang tau. Teettt.....Teetttt....Teeetttt.... mendengar bel istirahat seluruh siswa berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin atau tempat tongkrongan lain kesukaan mereka. Terlihat langkah kaki Jesica berlari kecil sembari memegangi perut, bukan karena mules atau apa tetapi perutnya sudah demo minta diisi. Gimana nggak lapar, bangun udah siang, dimeja makan hanya ada piring kosong dan secarik kertas kecil tertuliskan memo. Maaf sayang, mama sama papa ada urusan mendadak. Uang saku ada di atas kulkas. Jangan lupa sarapan kalau sudah sampai di sekolah. Boro-boro sarapan di sekolah, nggak telat masuk aja udah bersyukur banget. “Jes!!???” Seru salah seorang cewek tak jauh dibelakangnya, Jesica nggak mau merespon panggillan itu, dia malah mempercepat langkah kakinya berharap bisa nyampai antrian nomor satu di kantin. “Jesica!” suara itu tiba-tiba menggema di telinga. “Appaa siihh?” sengitnya menoleh tajam pada temennya itu.
Rumah tangga Gladys dan Herman baik-baik saja selama lebih dari satu dekade sampai Herman mulai berselingkuh. Herman tidak memedulikan istri dan kedua anaknya lagi dan memilih untuk tinggal dengan kekasih barunya hingga kekasihnya itu mengandung dan melahirkan seorang anak. Kesedihan yang dirasakan Gladys sangat mempengaruhi hidupnya dan kedua anaknya. Gladys bahkan pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya di depan kedua anaknya. Hal ini sangat membekas di ingatan anak bungsunya, Dina. Ketika Dina dan kakaknya, Oscar beranjak dewasa, Gladys meninggal karena sebuah penyakit serius. Herman yang telah lama menghilang dari kehidupan kedua anaknya kini muncul lagi untuk mengambil harta milik bersama yang dulu ia kumpulkan bersama Gladys sebelum ia pergi untuk meninggalkan mereka. Satu demi satu permasalahan harus dihadapi oleh Dina sendiri, terlebih ketika Oscar sudah menikah dan istrinya tampak tidak menyukai Dina. Dina hampir tidak mampu menghadapi semua masalah hidupnya sendiri, ketika Aaron memasuki hidupnya dan memberinya cinta dan perhatian. Mampukah Dina menyelesaikan semua masalah hidup yang menghimpitnya ketika hanya Aaron yang berdiri di sampingnya?
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.